Sabtu, 20 Januari 2018

BUDIDAYA JAMBU METE

BUDIDAYA JAMBU METE
OLEH : MUHAMMAD DARWIS, SP
PENYULUH PERTANIAN KAB. GOWA 
I.  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Jambu mente (Anacardium occidentale L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang cukup diandalkan karena kelebihannya dibandingkan tanaman lain yaitu harganya yang tidak mudah anjlok meskipun dalam situasi moneter yang terganggu serta manfaatnya yang serba guna. disamping sebagai sumber pendapatan masyarakat, juga sangat cocok digunakan dalam konservasi lahan keritis dan gersang, sehingga tanaman jambu mente ini banyak didapatkan di daerah kering dan di kawasan bekas tambang (Anonim, 2005).
Tanaman jambu mente memiliki prospek yang baik untuk di kembangkan di Indonesia, karena memiliki kemampuan adaptasi yang sangat luas terhadap faktor lingkungan. Tanaman jambu mente tahan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh serta menghasilkan buah walaupun ditanam di daerah yang kering dan tandus (gersang).
Tanaman ini sudah dikenal cukup lama oleh masyarakat di Indonesia, tetapi pembudidayaannya belum secara intensif. Padahal hasil utama tanaman ini, yaitu kacang mente yang merupakan salah satu jenis makanan ringan yang digemari serta merupakan bahan tambahan penyedap rasa beberapa produk, seperti es krim dan coklat batangan, cukup baik pasarnya. Buah semunya pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan.
Menurut Nunung (2000), penggunaan lahan kering untuk perkebunan dengan teknik konservasi tanah dan air sebagai komponen pokok sistem pengolahannya, jenis tanaman yang dikembangkan adalah tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak, mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik serta dapat mempertinggi nilai gizi masyarakat. Olehnya itu, tanaman jambu mente mendapatkan prioritas utama untuk dikembangkan di lahan kering, karena tanaman ini selain memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi serta prospek pasar yang baik juga tergolong tanaman yang mudah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sehingga tanaman ini sangat dianjurkan untuk di budidayakan sebagai tanaman konservasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka disusunlah karya tulis saduran ini dengan judul budidaya tanaman jambu mente.
B.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari tulisan ini adalah bagaimana tatacara budidaya tanaman jambu mente yang baik dan menguntungkan bagi petani.
C.      Tujuan dan Kegunaan
Saduran ini bertujuan untuk memperkenalkan cara budidaya tanaman jambu mente yang baik dan menguntungkan bagi para petani
Sedangkan kegunaannya dapat menjadi acuan bagi petani yang ingin melakukan usahatani jambu mente serta bahan informasi bagi pihak-pihak yang bermaksud ingin melakukan study tentang budidaya jambu mete.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.      Tinjauan Umum Tanaman Jambu mente
Bambang Cahyono (2005) menyatakan bahwa tanaman jambu mente bukan tanaman asli Indonesia. beberapa ahli botani berpendapat bahwa tanaman jambu mente ini berasal dari Amerika Selatan. Tanaman ini tumbuh secara alamiah di lembah sungai Amazon di Brazil bagaian Timur laut. Lalu dari negara asalnya ini, tanaman jambu mente menyebar ke seluruh penjuru dunia terutama di negara-negara Sub tropis dan iklim tropis termasuk di Indonesia.
B.      Botani Tanaman Jambu Mente
Menurut Bambang Cahyono (2005), taksonomi tanaman jambu mente secara lengkap adalah sebagai berikut :
Divisi                  : Spermatophyta.
Subdivisi            : Angiospermae.
Kelas                  : Dicotyledoneae.
Ordo                   : Sapindales
Famili                 : Ancardiaceae
Genus                 : Anacardium
Spechies             : Annacardium occidentale L

C.      Morfologi Jambu Mente
1.       Akar
Tanaman jambu mente memiliki akar tunggang dan akar serabut. akar tunggang menembus tanah menuju pusat bumi sampai pada kedalaman 5 m lebih sedangkan akar-akar serabut tumbuh menyebar dalam tanah secara horizontal (Pitojo, 2005).
2.       Batang
Batang tanaman jambu mente merupakan batang sejati, berkayu dan keras. batang tanaman bercabang dan memiliki banyak ranting sehingga dapat membentuk mahkota yang tinggi dan indah. Batang jamu mente bisa mencapai hingga 7-10 m.
3.       Daun
Daun jambu mente merupakan daun tunggal. Daun jambu mente tumbuh pada cabang dan ranting secara berselang seling dan juga merupakan tempat berlangsungnya proses asimilasi, daun jambu mente berbentuk bulat panjang hingga oval dan membulat hingga merucing di ujungnya.
4.       Bunga
Bunga tanaman jambu mente tumbuh pada ujung tunas atau ranting yang baru terbentuk sehingga buah muncul pada permukaan luar tajuk tanaman. Pembungaan tanaman jambu mente dapat terjadi sepanjang tahun atan dua kali dalam setahun dan itupun tergantung pada iklim. Bunga jambu mente memiliki bentuk yang beragam, misalnya berbentuk piramida dan kerucut.
5.       Buah
Buah jambu mente terdiri dari dua bagian, yaitu buah sejati dan buah semu.
D.      Syarat Tumbuh
1.       Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dengan demikian iklim dalam kondisi optimum selama periode pertumbuhan akan memberikan dampak yang baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut Adisarwanto (2003), faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap tanaman jambu mente adalah suhu, cahaya,dan curah hujan.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jambu mente berkisar antara 15-250C. dan suhu maksimum 35 0C, namun tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila di tanam pada suhu 27 0C. Curah hujan untuk budidaya tanaman jambu mente adalah pada daerah yang mempunyai jumlah curah hujan antara 1000-2000 mm/th dengan 4-6 bulan kering. Pembungaan tanaman lebih dipengaruhi oleh musim dari pada panjang hari. di kawasan yang hanya mengalami satu kali musim kemarau, pembungaan hanya terjadi satu kali yaitu pada awal musim kemarau.
2..     Tanah
Jenis tanah lempung berpasir atau ringan pasir. yang juga memungkinkan sistem perakaran berkembang secara sempurna dan mampu menahan air sehingga tanaman tetap cukup lembab pada musim kemarau atau pada pH 6,3-7,3  (Bambang cahyono, 2005)

III. PEMBAHASAN 
Tata cara budidaya jambu mente sangat penting untuk diterapkan karena usahatani tersebut dapat memberikan hasil dimana seluruh bagian tanaman ini memberikan manfaat, seperti pada kulit kacang mente yang telah diambil bijinya dapat dimanfaatkan minyaknya sebagai bahan obat-obatan, getah jambu mente dapat digunakan sebagai bahan lem dan bagian-bagian lainnya.
Menurut Nunung (2000), di dalam usaha budidaya tanaman jambu mente yang harus diperhatikan adalah bibit. Bibit bisa berasal dari benih yang tumbuh dari biji yang ditanam langsung atau yang telah disemaikan sebelumnya. Setelah bibit tersebut sudah siap, maka langkah yang harus diperhatikan adalah  sebagai berikut
1.       Persiapan lahan
Tanah dan lahan yang akan digunakan untuk menanam jambu mente harus disiapkan  sebelum bibit ditanam. Persiapan lahan yang harus dilakukan pertama adalah pembersihan lahan dari tumbuhan atau dari rumput yang tumbuh di lahan tersebut. Kedua adalah pengajiran yang bermaksud memberi tanda dimana nantinya tanaman akan diletakkan sesuai ukuran jarak tanam. Untuk tanah tandus dan tidak menggunakan tanaman sela, jarak tanam adalah 5 x 5 m, kalau menggunakan tanaman sela jarak tanamnya 7 x 7 m. Kemudian selanjutnya, membuat lubang tanam yang berukuran 30 x 30 x 30 x cm dan dibiarkan selama 1 minggu setelah itu tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1  kemudian dimasukkan kembali kedalam tanah lalu dibiarkan sampai penanaman siap untuk dilakukan
2.       Penanaman
Untuk bibit yang berasal dari persemaian, pembungkus bibit yang berupa kantong plastik (polybag), kaleng dan lain-lainya dilepas sebelum bibit dimasukkan kedalam lubang yang sudah disiapkan. Sedangkan bila penanaman dilaksanakan secara langsung dari biji (tanpa melalui pesemaian), maka biji jambu mente dibenamkan kedalam tanah sedalam kira-kira 5 cm dengan posisi biji tertelungkup dimana bagian perut berada di bawah dan bagian punggung berada di atas.
3.       Pemeliharaan
Setelah penanaman bibit terlaksana, maka hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan. Usaha pemeliharaan dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada masa umur 2-4 tahun tanaman jambu mente biasanya berada pada tahapan masa kritis, maka semenjak bibit ditanam sampai pada umur tersebut tanaman membutuhkan perawatan yang intensif. Ada  beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman jambu mente sebagai berikut :
a.      Penyiangan dan Penggemburan Tanah
Tanah disekitar tananan jambu mente perlu disiangi, yang bertujuan untuk memberantas tumbuh-tumbuhan yang mengganggu pertumbuhan tanaman yang diusahakan, supaya tidak terjadi persaingan dalam hal penggunaan unsur hara. Sedangkan penggemburan bertujuan memperbaiki tata udara tanah agar perakaran tanaman dapat berkembang secara optimal.
b.      Penyulaman dan Penjarangan
Apabila ada tanaman yang mati atau tanaman yang pertumbuhannya sangat lambat perlu disulam. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan jumlah populasi pohon agar tetap sesuai dengan yang diinginkan. Penyulaman hanya dapat dilakukan sebelum tanaman jambu mete lain yang tumbuh normal berumur 3 tahun, karena setelah melebihi umur tersebut pertumbuhan tanaman sulaman mengalami kemunduran.
Di samping penyulaman kadang pula diperlukan penjarangan Penjarangan dilakukan untuk mengurangi jumlah populasi tanaman,  yang juga bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas yang tinggi, Penjarangan dilakukan pada saat mahkota tanaman sudah saling bersentuhan dan saling menutupi.
c.        Pemupukan
Tanaman jambu mente mampu tumbuh dan menghasilkan buah pada tanah kritis tanpa pemupukan, namun untuk memproleh tingkat pertumbuhan dan produksi buah yang memuaskan tanaman ini memerlukan pupuk sebagai sumber unsur hara yang akan diserap oleh akar tanaman. Pemupukan setidaknya dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk organik lainnya.
d.       Pengairan
Bibit tanaman muda yang baru ditanam atau dipindahkan ke tempat persemaian sangat membutuhkan air. akan tetapi tanaman jambu mente tidak bisa jika ada genangan air  pada areal penanaman.
e.       Pemangkasan
Untuk membentuk cabang yang bagus dan tajuk yang luas perlu dilakukan pemangkasan . Pemangkasan ada dua jenis : 1). Pemangkasan bentuk yaitu pemangkasan yang dilakukan selama tanaman berupa bibit, dengan cara menghilangkan tunas-tunas samping sehingga batang utama tumbuh tegak. 2). Pemangkasan pemeliharaan yaitu pemangkasan setelah tanaman berproduksi yang bertujuan untuk menghilangkan cabang dan ranting yang kering atau yang sudah mati.
f.        Panen
Tanaman jambu mete biasanya berbuah pada umur 3-5 tahun, tetapi produksinya belum memuaskan. Pada saat tanaman sudah mencapai umur 8-10 tahun produksinya sudah sangat memuaskan dan akan terus berbuah lebat setiap tahunnya sampai berumur lebih dari 25 tahun dan akan mengalami penurunan produksi pada umur 30 tahun.
IV.    KESIMPULAN DAN SARAN
A.       Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa budidaya tanaman jambu mente cukup mudah, demikian pula syarat tumbuhnya baik dari segi tanah maupun iklimnya juga cukup sederhana sehingga dapat dilaksanakan di daerah kita dan bisa diandalkan untuk meningkatkan pendapatan petani serta menjadi pilihan dalam rangka konservasi tanah dan air.
B.       Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan kiranya pemerintah dapat mencanangkan program pengembangan tanaman jambu mente serta membantu para petani dalam rangka melaksanakan usahatani jambu mente.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sarwanto, 2003. Meningkatkan Produksi Kacang-Kacangan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Anonim, 2005. Teknik Budidaya Jambu Mente. Lokakarya, Bandung.
Cahyono B, 2005. Manfaat Jambu Mente. Tarat, Baandung.
Nunug, 2000. Budidaya Jambu Mente. Bina Aksarah, Jakarta.
Pitojo, 2005. Konserfasi lahan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Samsoeri, 2003. Usaha Budidya Pepaya. Kanisius, Yogyakarta.
Soewito, 1990. Bercocok Tanam Pepaya. Penebar Swadaya, Yakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar