BUDIDAYA JAMBU
METE
OLEH : MUHAMMAD DARWIS, SP
PENYULUH PERTANIAN KAB. GOWA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jambu mente (Anacardium occidentale
L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang cukup diandalkan karena
kelebihannya dibandingkan tanaman lain yaitu harganya yang tidak mudah anjlok
meskipun dalam situasi moneter yang terganggu serta manfaatnya yang serba guna.
disamping sebagai sumber pendapatan masyarakat, juga sangat cocok digunakan
dalam konservasi lahan keritis dan gersang, sehingga tanaman jambu mente ini
banyak didapatkan di daerah kering dan di kawasan bekas tambang (Anonim, 2005).
Tanaman jambu mente
memiliki prospek yang baik untuk di kembangkan di Indonesia, karena memiliki
kemampuan adaptasi yang sangat luas terhadap faktor lingkungan. Tanaman jambu
mente tahan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh serta menghasilkan buah
walaupun ditanam di daerah yang kering dan tandus (gersang).
Tanaman ini sudah
dikenal cukup lama oleh masyarakat di Indonesia, tetapi pembudidayaannya belum
secara intensif. Padahal hasil utama tanaman ini, yaitu kacang mente yang
merupakan salah satu jenis makanan ringan yang digemari serta merupakan bahan
tambahan penyedap rasa beberapa produk, seperti es krim dan coklat batangan,
cukup baik pasarnya. Buah semunya pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan.
Menurut Nunung (2000),
penggunaan lahan kering untuk perkebunan dengan teknik konservasi tanah dan air
sebagai komponen pokok sistem pengolahannya, jenis tanaman yang dikembangkan
adalah tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, dapat menyerap tenaga kerja
yang lebih banyak, mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik serta dapat
mempertinggi nilai gizi masyarakat. Olehnya itu, tanaman jambu mente
mendapatkan prioritas utama untuk dikembangkan di lahan kering, karena tanaman
ini selain memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi serta prospek pasar yang
baik juga tergolong tanaman yang mudah menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan sehingga tanaman ini sangat dianjurkan untuk di budidayakan sebagai
tanaman konservasi.
Berdasarkan pemaparan di
atas, maka disusunlah karya tulis saduran ini dengan judul budidaya tanaman
jambu mente.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari
tulisan ini adalah bagaimana tatacara budidaya tanaman jambu mente yang baik
dan menguntungkan bagi petani.
C. Tujuan dan Kegunaan
Saduran ini bertujuan
untuk memperkenalkan cara budidaya tanaman jambu mente yang baik dan menguntungkan
bagi para petani
Sedangkan kegunaannya
dapat menjadi acuan bagi petani yang ingin melakukan usahatani jambu mente
serta bahan informasi bagi pihak-pihak yang bermaksud ingin melakukan study
tentang budidaya jambu mete.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tanaman Jambu mente
Bambang Cahyono (2005)
menyatakan bahwa tanaman jambu mente bukan tanaman asli Indonesia. beberapa
ahli botani berpendapat bahwa tanaman jambu mente ini berasal dari Amerika
Selatan. Tanaman ini tumbuh secara alamiah di lembah sungai Amazon di Brazil
bagaian Timur laut. Lalu dari negara asalnya ini, tanaman jambu mente menyebar
ke seluruh penjuru dunia terutama di negara-negara Sub tropis dan iklim tropis
termasuk di Indonesia.
B. Botani Tanaman Jambu Mente
Menurut Bambang Cahyono
(2005), taksonomi tanaman jambu mente secara lengkap adalah sebagai berikut :
Divisi
: Spermatophyta.
Subdivisi
: Angiospermae.
Kelas
: Dicotyledoneae.
Ordo
: Sapindales
Famili
: Ancardiaceae
Genus
: Anacardium
Spechies
: Annacardium occidentale L
C. Morfologi Jambu Mente
1. Akar
Tanaman jambu mente
memiliki akar tunggang dan akar serabut. akar tunggang menembus tanah menuju
pusat bumi sampai pada kedalaman 5 m lebih sedangkan akar-akar serabut tumbuh menyebar
dalam tanah secara horizontal (Pitojo, 2005).
2. Batang
Batang tanaman jambu
mente merupakan batang sejati, berkayu dan keras. batang tanaman bercabang dan
memiliki banyak ranting sehingga dapat membentuk mahkota yang tinggi dan indah.
Batang jamu mente bisa mencapai hingga 7-10 m.
3.
Daun
Daun jambu mente
merupakan daun tunggal. Daun jambu mente tumbuh pada cabang dan ranting secara
berselang seling dan juga merupakan tempat berlangsungnya proses asimilasi,
daun jambu mente berbentuk bulat panjang hingga oval dan membulat hingga
merucing di ujungnya.
4.
Bunga
Bunga tanaman jambu
mente tumbuh pada ujung tunas atau ranting yang baru terbentuk sehingga buah
muncul pada permukaan luar tajuk tanaman. Pembungaan tanaman jambu mente dapat
terjadi sepanjang tahun atan dua kali dalam setahun dan itupun tergantung pada
iklim. Bunga jambu mente memiliki bentuk yang beragam, misalnya berbentuk
piramida dan kerucut.
5. Buah
Buah jambu mente terdiri
dari dua bagian, yaitu buah sejati dan buah semu.
D. Syarat Tumbuh
1. Iklim
Iklim merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dengan demikian iklim
dalam kondisi optimum selama periode pertumbuhan akan memberikan dampak yang
baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut Adisarwanto (2003), faktor
iklim yang sangat berpengaruh terhadap tanaman jambu mente adalah suhu,
cahaya,dan curah hujan.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jambu mente berkisar
antara 15-250C. dan suhu maksimum 35 0C, namun tanaman ini akan
tumbuh baik dan produktif bila di tanam pada suhu 27 0C. Curah hujan untuk
budidaya tanaman jambu mente adalah pada daerah yang mempunyai jumlah curah
hujan antara 1000-2000 mm/th dengan 4-6 bulan kering. Pembungaan tanaman lebih
dipengaruhi oleh musim dari pada panjang hari. di kawasan yang hanya mengalami
satu kali musim kemarau, pembungaan hanya terjadi satu kali yaitu pada awal
musim kemarau.
2.. Tanah
Jenis tanah lempung berpasir atau ringan pasir. yang juga
memungkinkan sistem perakaran berkembang secara sempurna dan mampu menahan air
sehingga tanaman tetap cukup lembab pada musim kemarau atau pada pH 6,3-7,3 (Bambang cahyono, 2005)
III. PEMBAHASAN
Tata cara budidaya jambu
mente sangat penting untuk diterapkan karena usahatani tersebut dapat
memberikan hasil dimana seluruh bagian tanaman ini memberikan manfaat, seperti
pada kulit kacang mente yang telah diambil bijinya dapat dimanfaatkan minyaknya
sebagai bahan obat-obatan, getah jambu mente dapat digunakan sebagai bahan lem
dan bagian-bagian lainnya.
Menurut Nunung (2000), di
dalam usaha budidaya tanaman jambu mente yang harus diperhatikan adalah bibit. Bibit
bisa berasal dari benih yang tumbuh dari biji yang ditanam langsung atau yang
telah disemaikan sebelumnya. Setelah bibit tersebut sudah siap, maka langkah
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut
1.
Persiapan lahan
Tanah dan lahan yang
akan digunakan untuk menanam jambu mente harus disiapkan sebelum bibit
ditanam. Persiapan lahan yang harus dilakukan pertama adalah pembersihan lahan
dari tumbuhan atau dari rumput yang tumbuh di lahan tersebut. Kedua adalah
pengajiran yang bermaksud memberi tanda dimana nantinya tanaman akan diletakkan
sesuai ukuran jarak tanam. Untuk tanah tandus dan tidak menggunakan tanaman
sela, jarak tanam adalah 5 x 5 m, kalau menggunakan tanaman sela jarak tanamnya
7 x 7 m. Kemudian selanjutnya, membuat lubang tanam yang berukuran 30 x 30 x 30
x cm dan dibiarkan selama 1 minggu setelah itu tanah bagian atas dicampur
dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 kemudian dimasukkan
kembali kedalam tanah lalu dibiarkan sampai penanaman siap untuk dilakukan
2. Penanaman
Untuk bibit yang berasal
dari persemaian, pembungkus bibit yang berupa kantong plastik (polybag), kaleng
dan lain-lainya dilepas sebelum bibit dimasukkan kedalam lubang yang sudah
disiapkan. Sedangkan bila penanaman dilaksanakan secara langsung dari biji
(tanpa melalui pesemaian), maka biji jambu mente dibenamkan kedalam tanah
sedalam kira-kira 5 cm dengan posisi biji tertelungkup dimana bagian perut
berada di bawah dan bagian punggung berada di atas.
3.
Pemeliharaan
Setelah penanaman bibit terlaksana,
maka hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan. Usaha pemeliharaan
dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada masa umur 2-4 tahun
tanaman jambu mente biasanya berada pada tahapan masa kritis, maka semenjak bibit
ditanam sampai pada umur tersebut tanaman membutuhkan perawatan yang intensif.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeliharaan tanaman jambu mente sebagai berikut :
a.
Penyiangan dan Penggemburan Tanah
Tanah disekitar tananan jambu
mente perlu disiangi, yang bertujuan untuk memberantas tumbuh-tumbuhan yang
mengganggu pertumbuhan tanaman yang diusahakan, supaya tidak terjadi persaingan
dalam hal penggunaan unsur hara. Sedangkan penggemburan bertujuan memperbaiki
tata udara tanah agar perakaran tanaman dapat berkembang secara optimal.
b. Penyulaman dan Penjarangan
Apabila ada tanaman yang
mati atau tanaman yang pertumbuhannya sangat lambat perlu disulam. Hal ini bertujuan
untuk mempertahankan jumlah populasi pohon agar tetap sesuai dengan yang
diinginkan. Penyulaman hanya dapat dilakukan sebelum tanaman jambu mete lain yang
tumbuh normal berumur 3 tahun, karena setelah melebihi umur tersebut
pertumbuhan tanaman sulaman mengalami kemunduran.
Di samping penyulaman
kadang pula diperlukan penjarangan Penjarangan dilakukan untuk mengurangi
jumlah populasi tanaman, yang juga
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas yang tinggi,
Penjarangan dilakukan pada saat mahkota tanaman sudah saling bersentuhan dan
saling menutupi.
c. Pemupukan
Tanaman jambu mente
mampu tumbuh dan menghasilkan buah pada tanah kritis tanpa pemupukan, namun
untuk memproleh tingkat pertumbuhan dan produksi buah yang memuaskan tanaman
ini memerlukan pupuk sebagai sumber unsur hara yang akan diserap oleh akar
tanaman. Pemupukan setidaknya dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang atau
pupuk organik lainnya.
d. Pengairan
Bibit tanaman muda yang
baru ditanam atau dipindahkan ke tempat persemaian sangat membutuhkan air. akan
tetapi tanaman jambu mente tidak bisa jika ada genangan air pada areal
penanaman.
e. Pemangkasan
Untuk membentuk cabang
yang bagus dan tajuk yang luas perlu dilakukan pemangkasan . Pemangkasan ada
dua jenis : 1). Pemangkasan bentuk yaitu pemangkasan yang dilakukan selama
tanaman berupa bibit, dengan cara menghilangkan tunas-tunas samping sehingga
batang utama tumbuh tegak. 2). Pemangkasan pemeliharaan yaitu pemangkasan
setelah tanaman berproduksi yang bertujuan untuk menghilangkan cabang dan
ranting yang kering atau yang sudah mati.
f. Panen
Tanaman jambu mete
biasanya berbuah pada umur 3-5 tahun, tetapi produksinya belum memuaskan. Pada
saat tanaman sudah mencapai umur 8-10 tahun produksinya sudah sangat memuaskan
dan akan terus berbuah lebat setiap tahunnya sampai berumur lebih dari 25 tahun
dan akan mengalami penurunan produksi pada umur 30 tahun.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa budidaya tanaman jambu mente cukup mudah,
demikian pula syarat tumbuhnya baik dari segi tanah maupun iklimnya juga cukup sederhana
sehingga dapat dilaksanakan di daerah kita dan bisa diandalkan untuk meningkatkan
pendapatan petani serta menjadi pilihan dalam rangka konservasi tanah dan air.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan
di atas maka disarankan kiranya pemerintah dapat mencanangkan program
pengembangan tanaman jambu mente serta membantu para petani dalam rangka
melaksanakan usahatani jambu mente.
DAFTAR PUSTAKA
Adi
Sarwanto, 2003. Meningkatkan Produksi Kacang-Kacangan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Anonim,
2005. Teknik
Budidaya Jambu Mente. Lokakarya, Bandung.
Cahyono
B, 2005. Manfaat
Jambu Mente. Tarat, Baandung.
Nunug,
2000. Budidaya
Jambu Mente. Bina Aksarah, Jakarta.
Pitojo,
2005. Konserfasi
lahan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Samsoeri,
2003. Usaha
Budidya Pepaya. Kanisius, Yogyakarta.
Soewito,
1990. Bercocok
Tanam Pepaya. Penebar Swadaya, Yakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar