TATACARA BUDIDAYA TANAMAN CENGKEH
OLEH : MUHAMMAD DARWIS,
SP
PENYULUH PERTANIAN KAB.
GOWA
I. PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) dikenal sebagai
tanaman rempah yang digunakan sebagai obat tradisional. Cengkeh termasuk salah
satu penghasil minyak atsiri yang biasa digunakan sebagai bahan baku industri
farmasi maupun industri makanan, sedangkan penggunaan yang terbanyak sebagai
bahan baku rokok. Produksi Cengkeh mempunyai peranan yang cukup besar dalam menunjang upaya
peningkatan pendapatan Negara karena sampai saat ini Cukai rokok merupakan
salah satu sumber pendapatan Negara yang terbesar dibanding dengan
sumber-sumber pendapatan lainnya untuk Tahun Anggaran 2001, yaitu sekitar Rp.
17,6 Trilyun atau 7,5 % bahkan target untuk Tahun Anggaran 2002, yaitu sekitar
Rp. 22,3 Triliun dan Tahun 2003 sebesar 27 triliun dan penerimaan Negara dan
penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.
Besarnya cukai Rokok Kretek tergantung dari perkembangan produksi Rokok Kretek yang dihasilkan oleh Pabrik Rokok Kretek di Indonesia. Sedangkan produksi Rokok baik kualitas moupun kuantitasnya akan sangat dipengoruhi oleh ketersediaan pasokon Cengkeh yang merupakan bahan baku utama produksi Rokok Kretek
Besarnya cukai Rokok Kretek tergantung dari perkembangan produksi Rokok Kretek yang dihasilkan oleh Pabrik Rokok Kretek di Indonesia. Sedangkan produksi Rokok baik kualitas moupun kuantitasnya akan sangat dipengoruhi oleh ketersediaan pasokon Cengkeh yang merupakan bahan baku utama produksi Rokok Kretek
Tanaman cengkeh adalah
tanaman yang cukup penting, karena tanaman ini banyak diambil manfaatnya
sebagai bahan pembuatan obat-obatan. Oleh karena itu masyarakat perlu
membudidayakan ataupun meningkatkan kuantitas hasil hasil panen cengkeh. Selain
mempunyai banyak manfaat yang berguna, tanaman cengkeh juga memiliki nilai jual
atau harga jual dengan harga yang cukup memuaskan.
Beberapa bagian dari
wilayah Kabupaten Gowa cukup sesuai dengan syarat tumbuh tanaman cengkeh, hal
ini terbukti bahwa pada masa-masa yang lalu ketika harga cengkeh masih bagus
tanaman cengkeh banyak dibudidayakan, khususnya di daerah-daerah dataran
tinggi. Namun para petani cengkeh kemudian menebang cengkehnya ketika harga
cengkeh anjlok dan menggantinya dengan kakao. Sejak tiga tahun yang lalu
pemerintah mulai menganjurkan penanaman kembali tanaman cengkeh karena harga
cengkeh sudah mulai membaik.
Permasalahannya sekarang
adalah bagaimana menyampaikan tatacara budidaya cengkeh yang benar kepada
petani agar hasil yang diperoleh nantinya sesuai dengan harapan, yakni sesuai
dengan potensi produksi tanaman cengkeh yang dikeluarkan oleh balai-balai
penelitian atau produsen benih cengkeh unggul yang direkomendasikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut;
1. Bagaimana tatacara budidaya tanaman cengkeh
yang benar agar diperoleh hasil yang sesuai harapan baik secara kuantitas
maupun kualitas.
2. Apakah tatacara budidaya cengkeh yang benar
tersebut dapat diterapkan oleh petani kita ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah
ini adalah ;
1. Memperkenalkan tata cara budidaya tanaman
cengkeh yang benar kepada petani.
2. Mengetahui bahwa tata cara budidaya tanaman
cengkeh dapat diterapkan oleh petani.
II. KAJIAN PUSTAKA
A.
Sejarah
Pada abad yang
keempat, pemimpin Dinasti
Han dari Tiongkok
memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh,
agar harumlah napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkeh
menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad
pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar
di Laut India. Bersama itu
diambil alih juga perdagangan cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain
itu juga dengan perjanjian dengan sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka
peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada
saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram emas.
Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah
orang Prancis berhasil membudiyakan pohon Cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh
dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.
Pada
abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab
cengkeh disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi
warga dan sekitarnya yang mengkonsumsi tanaman cengkeh tersebut. Sampai
sekarang cengkeh menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.
Pohon
cengkeh yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole,
Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Pohon yang
disebut sebagai Cengkeh Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter
198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan
sekitar 400 kg bunga cengkeh.
B. Morfologi dan Kandungan Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris
disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari suku Myrtaceae.
Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan
pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas
Indonesia. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Tiongkok dan Jepang.
Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi.
Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga
tumbuh subur di Zanzibar. India, Sri Lanka (Aksan, 2008) Pohon cengkeh
merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 10-20 m,
mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai
buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika sudah mekar. Cengkeh
akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.
Tumbuhan ini adalah flora khas
Profinsi Maluku Utara, pohonnya dapat tinggi mencapai 20-30 meter dan dapat
berumur lebih dari 100 tahun. Tajuk tanaman cengkih umumnya berbentuk kerucut,
piramid atau piramid ganda, dengan batang utama menjulang keatas.
Cabang-cabangnya amat banyak dan rapat, pertumbuhannya agak mendatar dengan
ukuran relatif kecil jika dibandingkan batang utama. Daunnya kaku berwarna
hijau atau hijau kemerahan dan berbentuk elips dengan kedua ujung runcing.
Tanaman cengkeh mulai berbunga pada umur 4,5 sampai 8 tahun tergantung dari
jenis dan lingkungannya. Bunga ini merupakan bunga tunggal, berukuran kecil
panjang 1-2 cm dan tersusun dalam satu tandan yang keluar dari ujung-ujung
ranting, setiap tandan terdiri dari 2-3 cabang. Bakal bunga biasanya keluar
setelah pasangan daun kelima dari satu set daun termuda telah dewasa atau
mencapai ukuran normal fase ini disebut fase mepet tua, bakal bunga ini
kadang-kadang keluar setelah daun pertama, kedua, atau ketiga tidak lagi
membentuk bakal daun, tetapi langsung membentuk bakal bunga fase ini disebut
fase mepet muda, bakal bunga ini bisa dibedakan dari bakal daun yaitu bakal
bunga berwarna hijau, berujung tumpul, dan ruas dibawahnya sedikit membengkak sedangkan
bakal daun berwarna merah dan berujung lancip (Agus, 2004). Bakal bunga keluar
pada musim hujan (Oktober-Desember) bila bakal bunga mulai keluar dan
kekurangan sinar matahari mendung terus menerus atau terjadi penurunan suhu
malam sampai di bawah 17°C, maka bakal bunga akan berubah menjadi bakal daun
sehingga ranting tersebut gagal menghasilkan bunga. Apabila lingkungannya baik
bakal bunga akan berkembang membentuk cabang-cabangnya dalam waktu 1-2 bulan,
bila cabang-cabang telah terbentuk dari ujung cabang terakhir akan keluar
kuncup-kuncup bunga yang disebut ukuran kecil, fase ini disebut dengan sebutan
mata yuyu, selanjutnya dalam waktu 5-6 bulan setelah itu (April-Juli), bunga
telah matang dan siap untuk dipetik (Soenardi, 1981). Bunga cengkeh yang tidak
dipetik pada saat matang dalam waktu beberapa hari akan mekar biasanya pada
pagi atau sore hari beberapa saat sebelum atau setelah mekar bunga akan segera
mengadakan penyerbukan sendiri atau silang melalui bantuan angin atau serangga
(Danarti & Najiyati, 1991). Cengkeh sering digunakan untuk bumbu masakan
baik dalam bentuk utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan
Asia.(Aksan, 2008).
Bunga
cengkeh mengandung minyak atsiri, fixed oil (lemak), resin, tannin, protein,
cellulosa, pentosan dan mineral, karbohidrat terdapat dalam jumlahnya
bervariasi tergantung dari banyak faktor diantaranya jenis tanaman, tempat
tumbuh dan cara pengolahan (Purseglove et al., 1981). ). Zat yang terkandung di
dalam cengkeh bernama eugenol sering digunakan dokter gigi untuk menghilangkan
rasa sakit pada gigi yang karies dan bahan dasar penambalan gigi, eugenol yang
diproses lebih lanjut akan menghasilkan iso-eugenol yang digunakan untuk
pembuatan parfum dan vanilin sintesis, minyak cengkeh juga digunakan untuk
bahan baku pembuatan balsem cengkeh dan obat kumur (Hamid, 2008). Minyak atsiri
akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, karena ada beberapa jenis minyak
atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal,
sebagai bahan analgesik, minyak atsiri juga mempunyai sifat membius,
Minyak esensial yang terkandung di dalam bunga cengkeh
mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan
untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi.
Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan
dalam campuran tradisional chōjiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak
mineral; "chōji" berarti cengkeh; "yu" berarti minyak) dan
digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
C.
Jenis-jenis Cengkeh
Jenis
cengkeh di Indonesia dibagi kedalam 4 tipe yaitu :
1. Cengkeh
Si Putih
Daun berwarna hijau muda (kekuningan)
dengan helaian daun relatif lebih besar. Cabang-cabang utama yang pertama mati,
sehingga percabangan seolah baru dimulai pada ketinggian 1,5 – 2 m dari
permukaan tanah, percabangan dan daun tidak rindang, tajuk berbentuk agak
bulat. Bunga lebih besar dari si kotok, pertandan ± 15 kuntum bunga. Saat bunga
telah masak berwarna hijau muda/putih, tangkai bunga agak panjang, umur
berbunga 6 - 8 tahun. Produksi maupun kualitas bunga relatif rendah.
2. Cengkeh
Si Kotok
Warna daun awalnya hijau muda
kekuningan berikutnya beruha menjadi hijau tua , permukaannya mengkilap dan
licin, bentuk daun ujung sedikit membulat dan langsing, cabang pertama tetap
hidup sehingga tajuk nampak rendah dari permukaan tanah, bentuk tajuk silindris
atau piramid, bunga relatif kecil dibanding dengan si putih, bunga pertandan
berjumlah antara 20 – 50 kuntum, warna bunga mulanya berwarna hijau kemudian
berubah menjadi kuning saat matang dengan pangkal berwarna merah. Pohon
berbunga mulai umur 6 – 8 tahun tergantung ketinggian tempat dari permukaan
laut. Kualitas bunga sedang, adaptasi dengan lingkungan lebih baik dari pada si
putih tetapi lebih rwendah dari zanzibar.
3. Cengkeh
Tipe Ambon
Tajuk tanaman cenderung bulat dengan
bagian atas tumpul bagian bawah cenderung meruncing, percabangan pada
ketinggian 1,5 – 2 m dari permukaan tanah akibat cabang utama mati, bentuk daun
dengan lebar 2/3 kali panjang, daun muda berwarna ros muda/hijau muda yang tua
berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna hijau abu-abu, permukaan daun kasar.
Bunganya gemuk bertangkai panjang, bunga muda berwarna hijau muda dan
berkembang berwarna kuning saat matang , percabangan bunga relatif sedikit
dengan jumlah kurang 15 kuntum pertandan. Tipe ini tidak dianjurkan untuk
ditanam petani karena produksi dan daya adaptasinya rendah.
4. Cengkeh
Tipe Zanzibar
Tajuk
daun rimbun dengan percabangan rendah dari permukaan tanah, berbentuk kerucut
karena cabang membentuk sudut lancip kurang dari 45 º , warna daun saat masih
muda ros/merah muda , saat tua menjadi berwarna hijau tua mengkilat permukaan
atas, hijau pudar / pucat pada permukaan bawah. Pangkal tangkai daun berwarna
merah, bentuk daun agak langsing dengan bagian terlebar pada bagian tengah.
Tipe ini mulai berbunga umur 4,5 – 6,5 tahun sejak disemaikan. Bunganya gemuk
dan bertangkai panjang, berwarna hijau saat muda dan berubah kuning saat matang
petik Percabangan bunga relatif banyak sampai mencapai lebih dari 50 kuntum per
tandan. Jenis zanzibar ini dianjurakan untuk ditanam petani karena daya
adaptasinya luas dengan produksi relatif tinggi dibandingkan dengan tipe
lainnya.
III. BUDIDAYA CENGKEH
A.
Syarat Tumbuh
Tanaman
cengkeh tumbuh optimal pada ketinggian 300 – 600 m dpl dengan suhu harian rata-rata 22°-30° C. Curah hujan yang
dikehendaki yaitu 1500 - 4500 mm/tahun.
Tanah
gembur dengan dalam solum minimum 2 m, tidak berpadas dengan pH optimal 5,5 -
6,5. Tanah jenis latosol, andosol dan podsolik merah baik untuk dijadikan
perkebunan cengkeh.
B.
Pembibitan
Buat
bedengan serta naungannya dengan lebar 1- 1,2 m dan panjang sesuai kebutuhan
dengan arah membujur ke utara selatan. Kanan kiri bedengan dibuat parit sedalam
20 cm dan lebar 50 cm. Diatas bedengan dibuat naungan setinggi 1,8 m dibagian
timur dan 1,2 m dibagian selatan, intensitas cahaya 75%. Benih dibenamkan pada media di polybag ukuran
15 cm x 20 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 1 tahun) atau ukuran
20 cm x 25 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 2 tahun) yang bagian
bawahnya telah dilubangi 2,5 mm dengan jarak 2 x 2 cm. Media yang digunakan
pasir halus, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1, dan berikan POC per 20 25 kg pupuk kandang yang telah
jadi dan diperam selama ± 2 minggu. Dan sebelum bibit ditanam siram tanah
dengan POC 5 ml/lt air atau 0,5 tutup per liter
air.
Kemudian
susun polybag pada persemaian yang telah disiapkan. Penyiraman dilakukan dua
kali dalam sehari. Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam sebulan disesuaikan
dengan pertumbuhan gulma. Intensitas naungan perlahan-lahan dikurangi secara
bertahap hingga tinggal 40% saat bibit dipindahkan ke lapang.
Pemupukan dengan NPK dilakukan dengan
dosis 10 gr/pohon/tahun atau dengan Urea, SP-36 dan KCl dengan dosis
masing-masing 3,5 gr/bibit/tahun . Pupuk tersebut diberikan tiap 3 bulan sekali
sedangkan untuk yang didalam polibag diberikan sebanyak 1,5 bulan sekali.
C.
Pengajiran
Pengajiran
adalah pemasangan ajir (patok) sebagai tanda dimana nantinya tanaman akan
diletakkan. Pengajiran dilakukan pada lahan untuk memudahkan penanaman, dengan jarak tanam 8 x 8 m dengan pola tanam bujursangkar
atau jarak tanam 7 x 9 m pola tanam empat persegi panjang.
D. Penanaman
D. Penanaman
Buat lubang pada tanah yang telah
diberi ajir dengan ukuran sekitar 75 x
75 x 75 cm. Lakukan penanaman pada awal musim hujan. Berikanlah pupuk kandang
25 - 50 kg yang telah dicampur dengan 1 pak Natural dekomposer dan 1,5 - 2 kg dolomit, campur hingga
rata. Masukan 5-10 kg campuran tersebut per lubang tanam. Masukkan bibit dan
gumpalan tanahnya kedalam lubang hingga batas leher akar. Beri peneduh buatan
setingggi 30 cm dengan intensitas 50%. Siramkan POC secara merata dengan dosis 2-3
ml/liter air per bibit atau semprot POC dosis 2 tutup/ tangki.
E. Pemeliharaan
E. Pemeliharaan
Setelah
bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Pada
tanaman cengkeh, selama tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih menguntungkan
secara ekonomis, maka akan dilakukan langkah-langkah untuk mempertahankan
kondisi pertumbuhan dan produktifitasnya.
1.
Pengelolaan Lahan dan Tanaman.
Penggemburan
Tanah di sekitar pokok tanaman dan Sanitasi Kebun merupakan pekerjaan yang
sangat penting karena berhubungan langsung dengan
tanaman. Cengkeh umur 1 – 5 tahun merupakan periode yang kritis, sekitar 10 – 30 % tanaman yang telah ditanam dilapangan mengalami kematian. Penggemburan tanah disekeliling tanaman di daerah sekitar perakaran di cangkul dangkal (± 10 cm) sekurangnya 2 kali setahun, pada awal dan akhir musim hujan sekaligus sebagai persiapan pemupukan. Gulma/alang-alang harus dibersihkan sampai akar-akarnya dengan cangkul/garpu atau dengan penyemprotan herbisida.
tanaman. Cengkeh umur 1 – 5 tahun merupakan periode yang kritis, sekitar 10 – 30 % tanaman yang telah ditanam dilapangan mengalami kematian. Penggemburan tanah disekeliling tanaman di daerah sekitar perakaran di cangkul dangkal (± 10 cm) sekurangnya 2 kali setahun, pada awal dan akhir musim hujan sekaligus sebagai persiapan pemupukan. Gulma/alang-alang harus dibersihkan sampai akar-akarnya dengan cangkul/garpu atau dengan penyemprotan herbisida.
2. . Pengaturan Naungan
Pada
stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan naungan yang cukup, berupa
naungan buatan/sementara. Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua periode
musim kemarau setelah penanaman.
3. Penyulaman.
Waktu
penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk menghindari
kematian tanaman karena kekurangan air. Bibit sulaman yang dignakan berasal
dari sumber benih dan umur yang tidak jauh berbeda dengan tanaman semula.
4. Penyiraman
Pada awal
pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang lembab, sehingga
pada musim kemarau perlu adnya penyiraman.
Pada
tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada kondisi iklim
ekstrim kering.
5. Pemasangan mulsa
Untuk
menjaga kelembaban tanah disekitar tanaman dan memberikan kondisi lebih baik bagi
pertumbuhan akar. Dilakukan menjelang musim kemarau.
dalam menyerap unsur hara
dan air dari tanah.
6. Pemupukan
6. Pemupukan
Pemupukan atau pemberian pupuk dimaksudkan untuk
memberikan unsure hara kepada tanaman cengkeh sesuai dengan kebutuhannya, baik
dalam jenis maupun dosisnya. Berikut
rekomendasi pemupukan pada tanaman cengkeh sesuai umurnya.
UMUR
|
PUPUK MAKRO
|
|||
Urea
|
TSP
|
KCl
|
Dolomit
|
|
0,5
|
50
|
25
|
35
|
50
|
1
|
100
|
50
|
75
|
100
|
2
|
150
|
75
|
125
|
150
|
3
|
200
|
100
|
150
|
200
|
4
|
500
|
200
|
400
|
400
|
5
|
750
|
300
|
600
|
500
|
6
|
1000
|
400
|
800
|
750
|
7
|
1500
|
500
|
1000
|
1000
|
8
|
2200
|
600
|
1250
|
2000
|
9
|
2600
|
700
|
1500
|
2500
|
10
|
3000
|
800
|
1750
|
2900
|
11
|
3500
|
900
|
2000
|
3300
|
12
|
3500
|
900
|
2250
|
3800
|
Pemberian
pupuk didasarkan pada pola
penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada tanaman cengkeh dilakukan dibawah proyeksi
tajuk dan bagian dalam tajuk. Pupuk diberikan dengan membuat larikan sekeliling
tanaman atau menghambur pada daerah piringan tanaman. Jenis pupuk yang
diberikan dapat berupa pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk
anorganik, baik tunggal maupun berupa pupuk majemuk. Pupuk anorganik berbentuk
butiran (Urea, TSP/SP-36, KCI, Kieserit) diberikan pada proyeksi tajuk 2/3
bagian dan 1/3 bagian dibawah bagian dalam tajuk yang dilakukan dua kali
setahun, yaitu pada awal dan akhir menjelang musim hujan. Pupuk anorganik
berbentuk tablet, diberikan dalam 8 lubang tugal (4 lubang dibawah proyeksi
tajuk dan 4 lubang tual dibawah tajuk bagi andalam) sedalam 10 – 15 cm. Pupuk
tablet hanya diberikan setahun sekali, yaitu pada awal musim hujan.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit.
a.
Kutu daun ( Coccus viridis )
Bagian
yang diserang : ranting muda, daun muda.
Gejala
: Pertumbuhan organ yang dihisapnya akan terhenti misal ranting mengering, daun
dan bunga kering dan rontok.
Pencegahan
gunakan pestisida organik seperti Natural BVR, dan sebagainya.
b.
Penggerek ranting/batang (Xyleborus sp )
Bagian
yang diserang : ranting/batang.
Gejala
: Liang gerekan berupa lubang kecil, serangan hebat menyebabkan ranting /
batang menjadi rapuh dan mudah patah.
Pengendalian
: Pangkas ranting/batang yang terserang, pencegahan gunakan pestisida organik.
c.
Kepik Helopeltis ( Helopeltis sp )
Bagian
yang diserang : pucuk atau daun muda.
Gejala
: Biasanya pucuk akan mati dan daun muda berguguran.
Pencegahan
: Semprotkan pesitida organik seperti Natural BVR atau PESTONA.
d.
Penyakit mati bujang ( bakteri Xylemlimited bacterium ).
Bagian
yang terserang : perakaran, ranting-ranting muda.
Gejala
: matinya ranting pada ujung-ujung tanaman.Gugurnya daun diikuti dengan matinya
ranting secara bersamaan.
Pengendalian
: pengaturan drainase yang baik, penggemburan tanah, pencegahan gunakan
pestisida organik.
e.
Penyakit busuk akar (Pytium rhizoctonia dan Phytopthora ).
Bagian
yang diserang : perakaran.
Gejala
: pada pembibitan tanaman mati secara tiba-tiba, pada tanaman dewasa daun
mengering mulai dari ranting bagian bawah.
Pengendalian
: bila serangan telah ganas maka tanaman yang terserang dibongkar dan
dimusnahkan, lubang bekas tanaman berikan tepung belerang 200 gr secara merata,
isolasi tanaman atau daerah yang terserang dengan membuat saluran isolasi,
perbaiki drainase, gunakan organik dekomposer pada awal penanaman untuk
pencegahan.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum bisa mengatasi, sebagai alternative terakhir dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. dengan dosis yang terkendali sesuai dengan anjuran. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan dapat ditambahkan Perekat Perata Pembasah dengan dosis 0,5 tutup botol per tangki.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum bisa mengatasi, sebagai alternative terakhir dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. dengan dosis yang terkendali sesuai dengan anjuran. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan dapat ditambahkan Perekat Perata Pembasah dengan dosis 0,5 tutup botol per tangki.
F. Panen
Produk
utama tanaman cengkeh adalah bunga, yang pada waktu dipanen kadar airnya
berkisar antara 60 – 70 %. Waktu yang paling baik untuk memetik cengkeh adalah
sekitar 6 bulan setelah bakal bunga timbul, yaitu setelah satu atau dua bunga
pada tandannya mekar dan warna bunga menjadi kuning kemerah-merahan dengan
kepala bunga masih tertutup, berisi dan mengkilat.
Pemungutan
bunga cengkeh dilakukan dengan cara memetik tangkai bunga dengan tangan,
kemudian dimasukkan kedalam kantong kain atau keranjang yang telah disiapkan,
menggunakan tangga segitiga atau galah dari bambu, serta tidak merusak daun
disekitarnya pada waktu pemetikan. Waktu panen sangat berpengaruh terhadap
rendemen dan mutu bunga cengkeh serta miyak atsirinya. Saat pemetikan bunga
cengkeh yng tepat yaitu apabila bunga sudah penuh benar tetapi belum mekar,
pemetikan yang dilakukan saat bunga cengkeh masih muda (sebelum bunga masak)
akan menghasilkan bunga cengkeh kering yang keriput, kandungan minyak atsirinya
rendah dan berbau langu (tidak enak). Sedangkan apabila pemetikan terlambat
(bunga sudah mekar) setelah dikeringkan akan diperoleh mutu yang rendah, tanpa
kepala serta rendeman rendah.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam panen yaitu jangan memanen secara serampangan
sehingga bunga yang belum masak ikut dipetik, jangan sampai kegiatan panen
menimbulkan kerusakan atau luka pada tanaman akibat
G. Penanganan Bunga Cengkeh
Sebelum dikeringkan, bunga cengkeh dipisahkan
dari tangkai/gagang dan dikeringkan secara terpisah. Pada tahap ini dilakukan
pemisahan antara bunga cengkeh yang baik, bunga yang terlalu tua dan yang
terjatuh, setelah itu bunga cengkeh segera dikeringkan. Pengeringan dapat
dilakukan dengan menjemurnya dibawah panas
matahari langsung atau menggunakan pengering buatan.- Bunga cengkeh yang akan
dijemur dihamparkan pada alas tikar, anyaman bambu (giribig) atau plastik, atau
pada lantai jamur yang diberi alas plastik.- Selama proses pengeringan cengkeh
dibolak-balik agar keringnya merata.- Proses pengeringan dianggap selesai
apabila warna bunga cengkeh telah berubah menjadi coklat kemerahan, mengkilat,
mudah dipatahkan dengan jari tangan dan kadar air telah mencapai sekitar 10 –
12 %.- Lamanya waktu penjemuran dibawah sinar matahari sekitar 3 – 4 hari.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ;
1. Tata cara budidaya cengkeh ternyata cukup kompleks, dimulai dari syarat tumbuhnya
yang sangat khusus, langkah pembibitannya yang memerlukan kecermatan serta
tahap pemeliharaannya yang panjang dan berbagai macam pekerjaan, hingga
panennya yang berisiko.
2.
Budidaya cengkeh dapat diterapkan oleh petani apabila petani kita
bersungguh-sungguh melakukannya dan berkeinginan melaksanakan usahatani
cengkeh.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut;
1. Kiranya pemerintah dapat memberikan program
bantuan fasilitasi dan sarana kepada masyarakatnya khususnya yang berada pada
wilayah yang cocok untuk tanaman cengkeh agar teknis budidaya cengkeh dapat
teradopsi dengan baik
2. Kiranya dalam tahapan pembangunan wilayah,
Pemkab dapat memasukkan dalam pembuatan Rencana Anggaran Belanja Daerah untuk
program pengembangan tanaman cengkeh.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://rudikurniawansp.blogspot.com/2011/02/tinjauan-budidaya-cengkeh-eu
2.http://repository.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705540_chapter2.pdfgenia.htm
3. http://www.anneahira.com/tanaman-cengkeh.html
4. KTI,
Panitia. 2012. Buku Panduan Penulisan KTI. MAN NganjukMENINGKATKAN HASIL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar